Dunia Pertanian

Tanaman Muda, Tanaman Tua Atau Keras, Mencangkok

Recent in Sports

Minggu, 03 Desember 2017

Cara Budidaya Bawang Merah

BUDIDAYA BAWANG MERAH


Sebagai negara agraris, Indonesia menghasilkan beragam jenis hasil bumi yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai ladang usaha. Mulai dari produk pertanian sampai produk hortikultura, semuanya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sehingga banyak masyarakat yang membudidayakan berbagai produk pertanian dan hortikultura sebagai potensi bisnis yang cukup menjanjikan. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah Bawang merah (allium ascalonicum). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari bawang merah dan tingginya nilai ekonomi yang dimiliki sayuran ini, membuat para petani di berbagai daerah tertarik membudidayakannya untuk mendapatkan keuntungan besar dari potensi bisnis tersebut. Budidaya bawang merah memang memberikan keuntungan cukup besar bagi para petaninya. Mengingat saat ini kebutuhan pasar akan bawang merah semakin meningkat tajam, seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku bisnis makanan yang tersebar di berbagai daerah. Kondisi ini terjadi karena bawang merah sering dimanfaatkan masyarakat untuk bahan baku pembuatan bumbu masakan, dan menjadi bahan utama dalam proses produksi bawang goreng yang sering digunakan sebagai pelengkap berbagai menu kuliner. Hal inilah yang mendorong para petani di daerah Jawa Tengah (khususnya Brebes), Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara (terutama di pulau Samosir), Bali, Lombok, Lampung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan beberapa daerah lainnya untuk memilih budidaya bawang merah. Meskipun keuntungan yang diperoleh dari budidaya bawang merah cukup tinggi, namun sampai sekarang para petani belum bisa membudidayakan bawang dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Karena para petani masih sangat tergantung dengan bantuan sinar matahari untuk proses budidaya dan proses pengeringan bawang merah pada saat pasca panen. Tentu keadaan ini sering merugikan para petani bawang merah, sebab persediaan produk yang tidak stabil menyebabkan harganya mengalami fluktuasi (naik di saat musim kemarau dan turun drastis di musim panen). Untuk mencegah kerugian tersebut, maka diperlukan upaya untuk dapat membudidayakan bawang merah sepanjang tahun. Misalnya dengan budidaya di luar musim, dan menggunakan bantuan mesin tepat guna untuk membantu pengeringan hasil bawang merah. Dengan begitu, diharapkan produksi dan harga bawang merah dipasaran bisa terus stabil sesuai dengan permintaan pasar yang terus meningkat. Semoga dengan adanya sedikit informasi potensi bisnis bawang merah, dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi bisnis bagi para calon pengusaha. Karena peluang bisnis dapat diciptakan dengan memanfaatkan segala potensi daerah yang ada. Selamat mencoba dan salam sukses.

=> Pertumbuhan Bawang Merah

Budidaya bawang merah cocok dilakukan ketika musim panas tiba, karena tanaman memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam setiap harinya. Untuk budidaya bawang merah sebaiknya memilih lingkungan yang berada di ketinggian 0 sampai 900 di bawah permukaan laut. Sedangkan suhu daerah yang mendukung pertumbuhan bawang merah sekitar 25 sampai 35 derajat celcius. Sedangkan batas keasaman tanah berkisar antara pH 5,6 sampai 7

1.Memilih Bibit Bawang Merah

Ada banyak sekali varietes benih bawang merah yang bisa Anda budidayakan. Diantaranya ada benih lokal sampai benih hibrida impor. Bntuk benih yang dijual ada yang berupa biji, ada juga benih yang berupa umbi. Jenis bibit yang kedua yang banyak digunakan oleh petani dalam budidaya bawang merah. Benih bawang merah yang baik adalah benih yang berasal dari umbi yang dipanen tua atau sekitar usia 80 -100 hari tergantung pada lokasi tanam. Jumlah benih yang dibutuhkan dalam budidaya bawang merah juga bergantung dengan varietes apa yang akan ditanam. Untuk jarak tanam 20 x 20 dengan bobot benih 5 gram dibutuhkan sekitar 1,4 ton benih untuk setiap hektarnya. Untuk bobot benih umbi yang sama dan menggunakan jarak tanam 15 x 15 dibutuhkan sekitar 2,4 ton benih per hektar. Bila ukuran dan berat benih lebih kecil tentu kebutuhan bibit per hektarnya lebih sedikit lagi.

2. Mengolah Tanah dan Menanam Bibit Bawang Merah

Sebelum menanam bawang merah terlebih dahulu perlu dipersiapkan lahan tanam. Buatlah bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi bedengan 50 cm, dan pajang bedengan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Buatlah jarak antar bedengan sekitar 50 cm, sekaligus dijadikan sebagai parit dengan kedalaman 50 cm. Gemburkan tanah di bedengan dengan cara mencangkulnya sedalam 20 cm. Bentuk permukaan bedengan menjadi rata. Apabila kondisi keasaman tanah kurang dari pH 5,6, gunakan kapur atau dolomit sebanyak 1-1,5 ton untuk satu hektar lahan. Penamabahan kapur ini hendaknya dilakukan sekitar 2 minggu sebelum tanah ditanami bawang merah. Untuk pupuk dasar, gunakan pupuk kandang atau pupuk kompos. Tebarkan pupuk tersebut ke atas bedengan kemudian aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga dengan menambahkan pupuk kimia seperti ZA, SP-36 dan KCL sebanyak 47 Kg, 311 Kg dan 56 Kg untuk lahan satu hektar. Campurkan semua pupuk buatan tersebut kemudian diamkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami bibit bawang. Siapkan umbi atau bibit bawang merah yang sudah siap ditanam. Apabila bibit yang digunakan berusia kurang dari 2 bulan sebaiknya dilakukan penggoresan pada bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm. Hal ini bertujuan untuk memecah masa dorman sehingga mempercepat tumbuhnya tunas tanaman. Cara menanam bawang merah pada musim kemarau adalah memberikan jarak tanam dipadatkan menjadi 15 x 15 cm. Sedangkan penanaman pada musim penghujan buatlah jarak tanam minimal 20 x 20 cm. Cara menanam benih bawang merah yakni dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah.

3. Perawatan dan Pemupukan Budidaya Bawang Merah

Cara Menanam bawang merah yang perlu diperhatikan adalah penyiraman tanaman. Aktivitas ini sebaiknya dilakukan dua kali sehari yakni pada waktu pagi dan sore hari. Hal ini dilakukan dari awal penanaman sampai tanaman berusia 10 hari, setelah itu frekuensinya dikurangi menjadi satu kali sehari. Perawatan selanjutnya adalah pemberian pupuk tambahan yang dilakukan ketika tanaman berumur 2 minggu dari awal tanam. Jenis pupuk yang digunakan merupakan campuran dari KCI, ZA, urea. Komposisi masing-masing pupuk adalah 112 Kg, 200 Kg dan 93 Kg. Pemupukan selanjutnya dilakukan ketika tanaman memasuki usia 5 minggu dengan komposisi pupuk urea 47 Kg, ZA 100 Kg, dan KCI 56 Kg per hektar. Pepukan dilakukan dengan cara membuat guritan di sekitar tanaman. Cara menanam tanaman bawang merah selanutnya adalah membersihkan tanaman gulma yang tumbuh di sekitar bawang merah. Penyiangan gulma ini biasanya dilakukan 2 kali per satu musim tanam. Untuk menghemat biaya perawatan, penyiangan gulma bisa dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Tetapi bila tanaman gulma yang tumbuh terlalu banyak harus segera dilakukan penyiangan.

4. Pengendalian Hama Tanaman Bawang Merah

Tanaman bawang merah mempunyai beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang. Tapi ada beberapa jenis penyakit yang sering menyerang budidaya bawang merah yakni hama ulat dan penyakit layu. Hama ulat sering menyerang daun bawang, gejala yang ditimbulkan terlihat bercak putih pada daun. Bila daun diteropong akan terlihat bekas gigitan ulat. Untuk mengatasi hama ini bisa dilakukan dengan cara manual yakni dengan mengambil ulat dan telur secara langsung, kemudian dimusnahkan. Bila budidaya bawang dilakukan dalam sekala besar, penanggulangan hama ini bisa dilakukan dengan menggunakan feromon sex perangkap. Gunakan sekitar 40 buah untuk setiap hektarnya. Bila serangan menghebat dan mengakibatkan kerusakan pada tanaman bisa dilakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif klorfirifos. Jenis penyakit layu juga sering menyerang bawang merah. Gejala yang ditimbulkan seperti daun menguning seperti terpilin. Bagian pangkal bawang merah mulai membusuk. Bila hal ini terjadi segera cabut tanaman yang terindikasi terkena penyakit ini, kemudian bakar tanaman tersebut. Langkah selanjutnya adalah dengan menyemprotkan fungisida.

5. Panen Budidaya Bawang Merah

Salah satu ciri tanaman bawang merah yang sudah siap untuk dipanen apabila 60-70% daun bawang sudah mulai rebah. Atau bisa dilakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus bila menggunakan bibit dari umbi, tingkat daun yang rebah harus mencapai 90%. Cara menanam bawang merah selanjutnya adalah memperhatikan tanaman yang sudah mulai bisa dipanen. Biasanya bawang merah merah bisa mulai dipanen dalam rentang waktu 55-70 haris sejak tanam. Produktivitas bawang merah juga bervariasi, tergantung dengan iklim, cuaca dan jenis bawang yang ditanam. Di Indonesia rata-rata dalam satu hektar lahan bisa menghasilkan sekitar 3-12 ton bawang merah dengan rata-rata nasional mencapai 9,47 ton per hektar. Umbi bawang yang sudah dipanen akan melalui proses pengeringan terlebih dahulu. Untuk mengerikan bawang merah bisa dilakukan dengan proses penjemuran selama 7-14 hari. Bila kadar air pada bawang telah turun menjadi 85% berarti bawang sudah kering dan siap untuk dipasarkan.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar